Kamis, 21 Oktober 2010

PENGETAHUAN DARI INTERNT

Tidak jarang apabila Anda memasuki masjid-masjid di perkotaan, atau instansi-instansi publik seperti kantor pos dan lain-lain, Anda akan menemukan selebaran putih yang dibagikan secara gratis, dengan logo biru bertuliskan AL-ISLAM, dan tulisan artikel di bawahnya dengan tinta hitam. Buletin dakwah –demikian mereka menyebutnya-, yang terbit setiap hari Jum'at itu diterbitkan oleh saudara-saudara kita yang tergabung dalam organisasi politik Islam transnasional Hizbut Tahrir, yang di Indonesia dikenal dengan sebutan HTI.
Dari penampilan dan sikap aktifis-aktifis HTI, rata-rata mereka memiliki etika yang halus, tutur sapa yang lembut dan sopan, nada bicara dan retorika yang bagus dalam presentasi dan berargumentasi, memiliki militansi dan ghirah yang hebat terhadap Islam, cita-cita dan kesadaran yang tinggi untuk menegakkan penerapan syariat Islam dalam segala lini kehidupan, dan tentu saja –yang terpenting menurut mereka- tegaknya khilafah Islam sebagai sistem pemerintahan yang dianut kaum Muslimin. Demikian kira-kira ciri khas yang tidak jarang dimiliki aktifis HTI yang rata-rata terdiri dari kalangan terpelajar dan cerdas.
Meskipun demikian, organisasi politik yang didirikan oleh Taqiyuddin al-Nabhani (1909-1979) ini, hingga saat ini masih menghadapi berbagai rintangan dalam memperjuangkan cita-citanya, terutama dari ormas-ormas Islam lain yang terus berupaya menghalau laju pergerakan HTI, yang kian hari masih terus diminati oleh masyarakat kampus di berbagai perguruan tinggi. Di negara-negara Arab sendiri, HT relatif tidak berkembang, bahkan perkembangannya jauh lebih subur di Indonesia.
Dan sudah barang tentu, keberatan ormas-ormas Islam lain seperti Nahdlatul Ulama, terhadap HTI bukan tanpa alasan. Mereka memiliki alasan-alasan yang kuat yang patut dipertimbangkan dengan pikiran yang jernih dan disadari dengan hati nurani yang paling dalam, terutama oleh kaum HTI sendiri. Setidaknya berikut ini akan dikemukakan beberapa hal perbedaan HTI dengan kaum Muslim Indonesia:
Pertama, ideologi dan pola pikir HTI, berbeda dengan ideologi dan pola pikir mayoritas Muslim di Indonesia. Selama ini mayoritas Muslim di negeri ini memperjuangkan dan menganut faham Ahlussunnah Wal-Jama'ah dalam ideologi dan mengikuti pola pikir bermadzhab dalam amaliyah sehari-hari. Sementara al-Nabhani –pendiri HTI- dalam kitab-kitab yang ditulisnya sebagai rujukan pergerakan HTI, memiliki pandangan yang berbeda. Dalam ideologi tidak menganut Ahlussunnah, dalam furu' tidak bermadzhab. Perbedaan ideologi dan pola pikir HTI dengan mayoritas Muslim lain di negeri ini sudah barang tentu akan membuat perpecahan baru di kalangan Muslim antara HTI dengan yang lain, sehingga bukan mempermudah tegaknya khilafah dan kesatuan umat, tetapi akan menggerus ukhuwah Islamiyah sesama Muslim. Dengan pola pikir anti madzhab ala HT, akan dapat pula memutus hubungan kaum Muslimin dengan pendahulunya yang bermadzhab pada saat-saat khilafah masih ditegakkan.
Kedua, sejak dulu kala kaum Muslim Indonesia meyakini bahwa rukun iman jumlahnya ada enam. Yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari pembalasan dan qadar (kepastian) Allah, yang baik dan yang buruk. Tetapi HTI, sebagaimana ditegaskan oleh al-Nahbani dalam al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah (1/43), meyakini bahwa rukun iman seorang Muslim hanya ada lima, yaitu selain qadha' dan qadar Allah.
Ketiga, Ahlussunnah Wal-Jama'ah meyakini dan mengikuti metodologi ta'wil terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang dianggap mutasyabihat. Penakwilan terhadap ayat-ayat mutasyabihat ini telah diajarkan oleh sahabat dan ulama salaf yang saleh seperti Ibn Abbas, Sufyan al-Tsauri, al-Bukhari, Ahmad bin Hanbal, al-Thabari, Ibn Hibban dan lain-lain. Sementara al-Nabhani dalam kitab al-Syakhshiyyah (1/53) berpandangan, bahwa ta'wil itu sebenarnya berasal dari ahli kalam sejak awal abad keempat Hijriah, bukan dari ulama salaf yang saleh. Sudah barang tentu, pernyataan al-Nabhani ini murni kebohongan dan pemalsuan yang tidak selayaknya dimiliki oleh kaum yang mengklaim bercita-cita mendirikan negara Islam atas nama khilafah. Pantaskah kelompok yang mengklaim menegakkan khilafah Islamiyah berbohong?
Keempat, al-Nabhani dalam kitab al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah (1/70) berpandangan bahwa seluruh ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah sejak dulu hingga sekarang telah gagal alias tersesat dan menyesatkan umat dalam menjelaskan persoalan qadha' dan qadar, sehingga al-Nabhani menilai Ahlussunnah Wal-Jama'ah itu sebenarnya aliran Jabariyah. Pernyataan al-Nabhani yang secara terus terang menohok seluruh ulama panutan umat ini sangat tidak pantas dan tidak layak diikuti. Pernyataan tersebut menggambarkan kesombongan al-Nabhani, yang beranggapan dirinya lebih pandai dan lebih alim daripada seluruh ulama yang ada sebelumnya. Bahkan ia menganggap seluruh ulama telah tersesat. Padahal berdasarkan ijma' ulama, orang yang berpandangan dengan suatu pendapat yang berimplikasi pada penilaian sesat terhadap seluruh umat adalah kafir secara definitif. Na'udzu billah min dzalik.
Kelima, al-Nabhani (1/74) berpandangan bahwa pemaknaan qadha' dan qadar seperti yang terdapat dalam seluruh kitab Ahlussunnah Wal-Jama'ah adalah nihil dan dibuat-buat oleh ahli teolog (mutakallimin). Pernyataan al-Nabhani ini termasuk kebohongan murahan, karena para ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah memberikan pemaknaan qadha' dan qadar dalam kitab-kitab mereka didasarkan pada dalil-dalil al-Qur'an dan al-Sunnah. Justru pernyataan al-Nabhani yang membebek terhadap Mu'tazilah, yang anti qadha' dan qadar, telah keluar dari ajaran al-Qur'an dan Sunnah. Dalam hadits riwayat Abu Dawud, al-Baihaqi, al-Hakim dan lain-lain disebutkan, al-Qadariyyah Majus Hadzihi al-Ummah (kelompok Qadariyah –aliah Mu'tazilah dan HT-, adalah sama dengan penganut Majusi dalam umat ini).
Keenam, al-Nabhani dan petinggi-petinggi HT yang lain, tidak jarang mengeluarkan fatwa-fatwa kontroversial dan melenceng dari ajaran Islam, seperti fatwa bolehnya berjabatan tangan antara laki-laki dan perempuan yang bukan istri dan bukan mahram. Sudah barang tentu fatwa ini tidak akan memudahkan tegaknya syariat Islam, bahkan menjadi jalan mulusnya dekadensi moral pemuda Muslim yang semakin hari memang semakin jauh dari nilai-nilai agama akibat serangan budaya Barat yang menerjang negara-negara Muslim. Bahkan lebih jauh lagi, sebagian petinggi HT ada yang berfatwa bolehnya ciuman laki-laki dengan perempuan bukan istri dan bukan mahram, seperti dalam selebaran yang pernah disebarkan HT di Lebanon pada awal-awal berdirinya HT.
Demikian beberapa contoh pandangan-pandangan kontroversial al-Nabhani dan HT yang berbeda dengan ideologi dan ajaran kaum Muslimin di dunia. Hal tersebut harus menjadi pertimbangan bagi saudara-saudara Muslim yang masih aktif di HTI, agar segera bertaubat, keluar dari HTI dan kembali ke pangkuan ajaran Islam yang benar, agar tidak termasuk, "orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS. al-Kahf:104). Wallahul muwaffiq.
(di kutip dari internet)

RENUNGANKU YANG MENYESATKANKU

RENUNGANKU
Saya benci ajaran-ajaran yg baru, karna ajaran-ajaran yg baru itu tidak bisa memberi solusi terbaik,Cuma hanya menambah-nambah masalah yg sebelumnya sudah timbul masalah, saya benci ajaran yg baru dngn 1000alasan diantaranya,1)Ajaran-ajaran yg baru itu Sering Berubah-ubah Pendapat/pedoman/bahkan aqidahnya (Jika ada Pendapat/pedoman/bahkan aqidah Lain yg Lebih Kuat Dan Jernih) ajaran yg Baru itu akan Mengadopsi Pendapat/pedoman/bahkan aqidah yg Baru itu,Dan ajaran yg baru itu Akan Meninggalkan Pendapat/pedoman/bahkan aqidahnya yg Lemah. (mari kita pikir dengan hati yg jernih Apakah iman kita di buat bahan percobaan/kah iman kita benar-benar lemah,. Jika di sana sini banyak yg mengumbar kesesatan maka menyendiri(UZLAH) dengan Alloh/mengingat alloh itu jln yg terbaik)tentunya kalau seseorang sudah mengingat alloh udah pasti dia melakukan perintah alloh dantentu mereka meninggalkan larangan-larangan alloh(itu ringkasnya)
Ya ke 2) jika ada ajaran yg mengatas namakan Partai, Apalagi mengatas namakan partai islam.itu YG paling aku benci, namanya saja sudah partai,Y udah pasti nanti akan timbul Anak-anak Partai yg lainya,yg udah jelas pendapatnya Sering Mencela-cela,olok mengolok,Gemar/suka Mengutuk/bahkan menyesatkan dan Mendiskriditkan kelompok-kelompok lainya.itu pasti&pasti. Udah dulu ah malas menulis salam dari Rohim.
---


Tinggalkan Komentar:

KEYAKINANKU YANG TAKKAN PERNAH BERUBAH

Assalamualaikum…
Ahmad bin Hanbal berkata :
"Jika melihat seorang pemuda tumbuh bersama ahli sunnah wal jama'ah maka harapkanlah (kebaikannya) dan jika kamu lihat dia tumbuh bersama ahli bid'ah maka berputusasalah kamu dari (mengharap kebaikan)nya. Karena sesungguhnya pemuda itu tergantung di atas apa ia pertama kali tumbuh." (Al-Adabus Syari'ah ibnu Muflih 3/77 dalam kilauan mutiara hikmah p.61)
Dari Abdullah bin Syaudzab dari Ayyub ia berkata :
"Termasuk kenikmatan bagi seorang pemuda dan orang-orang non Arab ialah jika Allah menurunkan taufiq kepada mereka untuk mengikuti orang yang berilmu dikalangan ahli sunnah" (Al-Lalikai 1/60 no.30 dalam kilauan mutiara hikmah p.62)
Cukuplah bagi saya untuk berloyalitas dengan Al-Quran dan As-Sunnah yang dipahami dengan pemahaman salaful Ummah. Tak sudilah saya jadi begundal-begundal kelompok-kelompok yg baru trmasuk HT/I dan mereka yang punya pemikiran bid'ah. Cukup bagi awak madzhab dan nama ahlus sunnah wal jama'ah dalam beragama dan mengarungi kehidupan. Masuk surga tidak ditentukan oleh ikut dan tidaknya awak ke kelompok mereka. Masuk neraka pun tidak ditentukan oleh ketidaksukaan saya atas ulah dan sepak terjang mereka. Melainkan sejauh mana komitmen dan realisasi setiap muslim untuk berpegang teguh dengan ajaran Islam dengan pemahaman yang shohih sebagaimana yang dipahami dan diamalkan oleh para salaful ummah.
Semoga pengakuan kelompok yang mendakwahkan madzhab ahlus sunnah bukan sekedar pengakuan kosong tanpa makna. Bukan pula termasuk orang yang dimaksud dalam sebuah syair masyhur yang maknanya :
Betapa banyak orang yang mengaku punya hubungan dengan Layla, namun dia tidak mau mengakuinya.
Ya Allah Sang Pembolak-balik hati, balikkanlah hati kami dalam ketaatan kepadamu.
Maha suci Engkau, ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan (yang haq) melainkan Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu AMIN..
(SESUAI PENELUSURAN DI INTERNET.Sekitar 15% anggota mereka (HTI)
Sekitar 7% orang-orang Baru mengagumi anggota mereka(HTI)
Dan 5/7% orang BARU keluar dari anggota mereka(HTI), mereka keluar di sebabkan mereka benar-benar tau karana aqidah mereka(HTI) itu ber beda dengan aqidah Ahlus sunnah wal jamaah.)

["Sebelum kiamat nanti ada beberapa tahun yang penuh penipuan. Pada saat itu orang yang dusta dianggap jujur, orang yang jujur dianggap dusta, orang yang bisa dipercaya dianggap berkhianat, orang yang berkhianat dipercaya, dan ruwaibidhah bebas berbicara."
Syaikh Bakr menjelaskan : ("Ruwaibidhah) ialah orang hina yang berbicara tentang urusan-urusan umat. Ia sebenarnya tidak layak berbicara tentang urusan-urusan umat, tetapi NEKAT berbicara."]
Di mana-mana mereka berteriak tentang perjuangan penegakan syariat Islam. Di kampus, mimbar-mimbar jum'at, majalah, buletin, spanduk, selebaran, diskusi publik, radio, internet, ski-ski anak-anak SMU dan sebagainya. Namun disisi lain menolak salah satu sumber hukum yang telah ditetapkan oleh syariat dan disepakati oleh para ulama Ahlus Sunnah. Iya, ironis ! Mereka itu -dan hizbiyyin yang lain- adalah para pembual kelas kakap.
Bah, "beraktivitas sesuai dengan hukum-hukum syariat", katanya. Itu semua hanyalah bualan gombal. Hanyalah gas bau yang keluar dari orang-orang yang terkena penyakit ambeien. Lihat saja manhaj dakwah mereka yang telah menyimpang dari manhaj dakwah para nabi. Di mana-mana berteriak pendirian Daulah Islamiyyah - Daulah Khilafah Rasyidah. Mimpi indah itulah yang sering mereka tancapkan ke otak-otak pemuda dan pemudi muslim. Buaian ketika khilafah berdiri : bebas paspor, visa, pajak, sekolah gratis, air gratis, listrik gratis, subsidi bagi kaum miskin, jaminan kesehatan, dan khayalan-khayalan indah mereka yang lain ; seolah adalah akar benalu yang dicengkeramkan ke otak kanan dan kiri para pemuda dan pemudi muslim. Pembaca yang budiman, siapa yang tidak terbuai dengan itu semua ?
Padahal Allah Ta'ala berfirman :
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya:'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.'" (Qs. Al-Anbiya : 25)
Syaikh Rabi bin Hadi 'Umair Al-Madhkaly menuturkan setelah menyitir beberapa ayat berkenaan dengan dakwah-dakwah para nabi dengan ciri-ciri umum :
"Itulah dakwah para nabi semua. Diantara mereka 'ulul azmi' yang menjadi pimpinan mereka, Yaitu para nabi yang jumlahnya 24.000 hingga 100.000 orang. Mereka berjalan di atas satu manhaj dalam dakwahnya. Mereka mengungkapkan satu ungkapan, yaitu TAUHID. Hanya tauhidlah yang menjadi permasalahan dan dasar paling penting yang mereka sampaikan kepada manusia semua, baik semua generasi, perbedaan lingkungan, negara maupun jaman mereka"
Beliau melanjutkan :
"Dari hal-hal yang menunjukkan, bahwa ini adalah satu-satunya jalan yang menyajikan seseorang itu berjalan dalam mendakwahkan agama Allah kepada Manusia, dan kesunnahan dari sunnah-sunnah yang telah digariskan untuk para nabi dan para pengikutnya yang dipercaya. Tidak boleh menggantikannya dan tidak ada perbandingan darinya" (Cara Dakwah para Nabi p.11 & p.12)
Jika Anda merasa berkewajiban untuk berdakwah, maka buku karya Syaikh Rabi Cara Dakwah para Nabi sungguh bagus menjadi bahan renungan. Di sana akan Anda dapati bantahan mematikan terhadap orang-orang atau kelompok/partai yang terlalu berlebih-lebihan dalam masalah kepemimpinan (Daulah Islamiyah)
"Tanpa mengadopsi aktivitas secara fisik (bersenjata) dalam upayanya menegakkan Daulah Khilafah", kata orang HT. Bah ! Apa sih mau mereka ? Apakah dengan ini mereka mau menarik simpati para akhwat yang berhati lemah? Jika Anda punya kerabat muslimah jangan biarkan mereka tertipu dengan akal bulus hizbiyyin itu. Ingat rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dulu, meski jumlahnya belum banyak dan belum tersebar ke seluruh dunia, berani berperang, berjihad bersama para shahabatnya. Namun ironis, orang yang katanya mengadopsi hukum islam, malah mengatakan perkataan konyol.
Saya jadi teringat sebuah hadits yang pernah saya baca dalam buku Ustadz gadungan Berlagak Alim, karya syaikh Bakr bin Abu Zaid.
"Sebelum kiamat nanti ada beberapa tahun yang penuh penipuan. Pada saat itu orang yang dusta dianggap jujur, orang yang jujur dianggap dusta, orang yang bisa dipercaya dianggap berkhianat, orang yang berkhianat dipercaya, dan ruwaibidhah bebas berbicara." (HR. Bukhari dalam Ustadz Gadungan Berlagak Alim p.57)
Syaikh Bakr menjelaskan : ("Ruwaibidhah) ialah orang hina yang berbicara tentang urusan-urusan umat. Ia sebenarnya tidak layak berbicara tentang urusan-urusan umat, tetapi nekad berbicara."
Iya, Anda semua telah tahu siapa-siapa mereka. Mereka telah mengisi kampus-kampus,yayasan-yayasan kita dengan kebodohan. Mereka menjelma menjadi ustadz-ustadz gadungan. Menjelma menjadi da'i-da'i polesan. Yang setelah melalui beberapa daurah marhalah beberapa kali, namun seolah tiba-tiba menjadi Syaikhul Kabir. Seorang Mujtahid Mutlak yang dengan seenak perutnya berfatwa. Betapa banyak yang telah tertipu dengan penampilan klimisnya. Bah ! Dasar ustadz gadungan.
Benar, kita tak tahu isi hati mereka, namun penampakannya membuat kita bertanya atas sepak terjang mereka. Atau mungkinkah mereka tidak menerima hadits Umar tentang ikhlas tersebut, hanya karena haditsnya yang Ahad dan berbicara masalah aqidah ? Lalu kalaupun mereka telah mengirimkan delegasi ke hadapan hidung Presiden Prancis, mengapa pula mereka publikasikan kepada orang yang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya mengelus dada sambil mengumpat kebijakan batil orang-orang kafir kurang ajar itu ? Perang opini ? Pembentukan opini publik ? tmn Saya pernah dikirimi surat seseorang agar membantu kaum muslimah di Prancis dengan memberikan urun tenaga dengan mengikuti polling yang pada saat itu disebutkan sudah mencapai lebih dari lima puluh persen. Namun lihat hasilnya. Meski menang dengan pemungutan suara sekalipun, saya tidak begitu yakin presiden Prancis dan bawahannya akan mencabut larangan itu.
Di sebagian negeri Islam saja, kadang orang tidak bisa bebas mengekspresikan keIslamannya, apalagi di negeri kafir. Hendaknya seseorang itu tahu siapa dirinya. Seekor punguk tidaklah pantas merindukan rembulan. Ingat itu.
Sekali lagi, kita jadi ingin bertanya, Untuk apa mereka mau memberikan surat untuk Presiden Prancis ke umat, apa ingin memberi laporan hasil kerja. Agar kaum muslimin yang kebanyakan bodoh lagi awam menjadi loyalis dan anggotanya. Bah, tak sudilah saya. Tak sudilah saya jadi cecunguk-cecunguk orang-orang HT yang tak tahu diri,yang maunya serba instan dan cepat saji. Ingat agama itu bukan balsem yang sekali oles langsung terasa kasiatnya, atau mie instan yang direbus 3 menit langsung siap dilahap dan disantap. Okeeeey.wassalam.